Pengenalan Fungisida
Fungisida adalah zat kimia yang digunakan untuk
mengendalikan cendawan (fungi). Fungisida umumnya dibagi menurut cara kerjanya
di dalam tubuh tanaman sasaran yang diaplikasi, yakni fungisida nonsistemik,
sistemik, dan sistemik local. Pada fungisida, terutama fungisida sistemik dan
non sistemik, pembagian ini erat hubungannya dengan sifat dan aktifitas
fungisida terhadap jasad sasarannya.
1. Fungisida Nonsistemik
Fungisida nonsistemik tidak dapat diserap dan ditranslokasikan didalam
jaringan
Tanaman. Fungisida nonsistemik hanya membentuk lapisan penghalang di
permukaan tanaman (umumnya daun) tempat fungisida disemprotkan. Fungisida ini
hanya berfungsi mencegah infeksi cendawan dengan cara menghambat perkecambahan
spora atau miselia jamur yang menempel di permukaan tanaman. Karena itu,
fungisida kontak berfungsi sebagai protektan dan hanya efektif bila digunakan
sebelum tanaman terinfeksi oleh penyakit. Akibatnya, fungisida nonsistemik
harus sering diaplikasikan agar tanaman secara terus-menerus terlindungi dari
infeksi baru.
2. Fungisida Sistemik
Fungisida sistemik diabsorbsi oleh organ-organ tanaman dan
ditranslokasikan ke bagian tanaman lainnya melalui pembuluh angkut maupun
melalui jalur simplas (melalui dalam sel). Pada umumnya fungisida sistemik
ditranslokasikan ke bagian atas (akropetal), yakni dari organ akar ke daun.
Beberapa fungisida sistemik juga dapat bergerak ke bawah, yakni dari daun ke
akar (basipetal).
Kelebihan fungisida sistemik antara lain :
*
Bahan aktif langsung menuju ke pusat infeksi didalam jaringan tanaman, sehingga
mampu menghambat infeksi cendawan yang sudah menyerang di dalam jaringan
tanaman.
*
Fungisida ini dengan cepat diserap oleh jaringan tanaman kemudian
didistribusikan ke seluruh bagian tanaman sehingga bahan aktif dan residunya
tidak terlalu tergantung pada coverage semprotan, selain itu bahan aktif juga
tidak tercuci oleh hujan. Oleh karena itu, aplikasinya tidak perlu terlalu
sering.
3.
Fungisida Sistemik Lokal
Fungisida
sistemik local diabsorbsi oleh jaringan tanaman, tetapi tidak ditranslokasikan
ke bagian tanaman lainnya. Bahan aktif hanya akan terserap ke sel-sel jaringan
yang tidak terlalu dalam dan tidak sampai masuk hingga pembuluh angkut.
Menurut mekanisme kerjanya, fungisida dibagi
menjadi dua kelompok, yaitu:
1. Multisite Inhibitor
Multisite inhibitor adalah fungisida yang bekerja menghambat beberapa
proses metabolisme cendawan. Sifatnya yang multisite inhibitor ini membuat
fungisida tersebut tidak mudah menimbulkan resistensi cendawan. Fungisida yang
bersifat multisite inhibitor (merusak di banyak proses metabolisme) ini umumnya
berspektrum luas. Contoh bahan aktifnya adalah maneb, mankozeb, zineb,
probineb, ziram, thiram.
2. Monosite Inhibitor
Monosite inhibitor disebut juga sebagai site specific, yaitu fungisida
yang bekerja dengan menghambat salah satu proses metabolisme cendawan, misalnya
hanya menghambat sintesis protein atau hanya menghambat respirasi. Sifatnya
yang hanya bekerja di satu tempat ini (spectrum sempit) menyebabkan mudah
timbulnya resistensi candawan. Contoh bahan aktifnya adalah metalaksil,
oksadisil, dan benalaksil.
Comments
Post a Comment