Hidup yang Produktif
Kawan, hidup yang disebut produktif apabila kita mempunyai posisi yang jelas dan bernilai dalam arti berguna ditengah-tengah jutaan penghuni lainnya. Dengan kata lain, kita tidak sekedar menerima, tetapi juga sanggup memberi semampu kita dan tidak menjadi beban bagi orang lain, terutama bagi orang tua. Apakah kita yang sudah tumbuh menjadi dewasa tetapi harus kembali menjadi beban orang tua, saya fikir anda adalah orang yang menyianyiakan waktu untuk hidup anda.
Sebuah cerita singkat di Jawa Barat. Seorang ibu Neti yang berusia lanjut berjualan kain lap, kain keset, dan berbagai handuk yang berjualan di berbagai kota di Jawa Barat dan akan kembali ke kota yang sama tiga bulan kemudian. Ketika itu beliau ditanya, dimanakah ibu tidur saat berjualan seperti ini, ia mengatakan “kadang di rumah pak RT, kadang-kadang di Masjid, ya dimana saja yang penting aman”. Ketika kemudian kembali ditanya, “Kenapa ibu masih berjualan”? beliau menjawab “dikampung saya banyak anak yatim, saya senang dengan mereka. Mereka membuat keset, kain lap ini, handuk, tetapi tidak bisa menjualnya. Maklum toh masih anak-anak, takut ketemu orang. Saya ingin membantu mereka tapi saya nggak punya uang. Yang saya punya satu-satunya hanya tenaga. Jadi, saya bantu mereka jualan. Kalau hasilnya laku kan bisa terus membuat kain lap ini dan bisa sekolah” (sambil tersenyum beliau menutupi tangis yang amat mendalam). Dari obrolan itu kita akhirnya mengerti, bahwa ibu Neti menganggap miliknya yang paling berharga saat itu adalah tenaganya. Dia kerahkan segenap tenaganya untuk membantu orang lain. Usia senja tidak membuatnya surut dan tetap memberikan yang terbaik buat anak-anak yatim di kampung halamannya tersebut.
Ada lagi cerita lain dari pak Sugeng, seorang yang mengalami kecelakaan dan harus diamputasi kakinya, tetapi beliau tidak menyerah dalam hidup, bahkan dia ingin berkarya dan bermanfaat bagi banyak orang. Dia semula membuat kaki palsunya untuk dirinya sendiri agar bisa bergerak dan berkarya serta bermanfaat bagi sesamanya. Dia terus memotivasi bahkan menjadi inspirasi bagi orang lain yang senasib dengannya. Pada waktu diwawancarai dalam acara Talk Show Kickandy banyak pemirsa yang melihat dan bertanya ke kickandy.com minta alamat dia untuk pesan kaki palsu buatan Pak Sugeng dan acara itupun mampu membangun semangat hidup orang yang memiliki nasib yang sama dengan Sugeng. Pak Sugeng dengan karya dan motivasinya tersebut mampu menggugah dan membangunkan gairah hidup sesama bahkan menarik Menteri dan pengusaha untuk membantu orang-orang yang senasib dengan pak Sugeng dengan gerakan seribu kaki palsu. KH. Abdullah Wasi’an di usianya yang sudah 90 tahun, beliau masih terus menulis dan bekarya dengan mesin ketik tuanya dan kaca pembesar mengiringi dan menyertainya untuk terus menulis dan berguna bagi umat. Begitu juga wartawan senior Rosihan Anwar di usia 87 tahun juga melakukan hal yang sama yakni menulis, membaca dan bekarya. Dalam sebulan beliau masih mampu membaca buku-buku yang tebalnya 10-15 buku.
Wahai orang yang menginginkan kebaikan bagi dirinya dan umatnya, Anda jangan sampai menjadi seperti seonggok benda yang tidak bermanfaat..!!! “Tidak ada kebaikan dalam hidup seseorang, jika tak ada sesuatu yang bernilai dari dirinya”. Sehina-hina manusia adalah orang yang hanya bisa makan, minum, dan tidur, serta tidak memberikan manfaat sama sekali bagi orang lain. Orang-orang seperti itu dicoret dari daftar orang-orang mulia, sebab ia sendiri telah menghapus namanya dari daftar kehidupan yang berguna. Dalam lembaran hidupnya tidak ada kata memberi, bekarya, bahkan bekorban. Ia lebih pantas berada dalam deretan benda-benda yang mati. Bedanya hanyalah makan dan minum.
Kawan, kini era kemuliaan dimulai. Orang-orang yang akan menjadi pemain utama di era ini adalah orang yang kehidupannya memberi manfaat pada orang-orang sekitarnya. Mereka juga adalah orang-orang yang mau meringankan beban orang lain, mengangkat harkat dan martabat serta berpihak pada orang lemah dan tertindas. Rasullullah SAW. bersabda yang artinya, “Barang siapa yang bangun di pagi hari tidak memikirkan urusan umat, dia tidak termasuk golonganku”. Dihadits yang lain pula, “Sesungguhnya sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak memberikan manfaat kepada orang lain”.
Sumber Untaian Spiritual Motivation
Sebuah cerita singkat di Jawa Barat. Seorang ibu Neti yang berusia lanjut berjualan kain lap, kain keset, dan berbagai handuk yang berjualan di berbagai kota di Jawa Barat dan akan kembali ke kota yang sama tiga bulan kemudian. Ketika itu beliau ditanya, dimanakah ibu tidur saat berjualan seperti ini, ia mengatakan “kadang di rumah pak RT, kadang-kadang di Masjid, ya dimana saja yang penting aman”. Ketika kemudian kembali ditanya, “Kenapa ibu masih berjualan”? beliau menjawab “dikampung saya banyak anak yatim, saya senang dengan mereka. Mereka membuat keset, kain lap ini, handuk, tetapi tidak bisa menjualnya. Maklum toh masih anak-anak, takut ketemu orang. Saya ingin membantu mereka tapi saya nggak punya uang. Yang saya punya satu-satunya hanya tenaga. Jadi, saya bantu mereka jualan. Kalau hasilnya laku kan bisa terus membuat kain lap ini dan bisa sekolah” (sambil tersenyum beliau menutupi tangis yang amat mendalam). Dari obrolan itu kita akhirnya mengerti, bahwa ibu Neti menganggap miliknya yang paling berharga saat itu adalah tenaganya. Dia kerahkan segenap tenaganya untuk membantu orang lain. Usia senja tidak membuatnya surut dan tetap memberikan yang terbaik buat anak-anak yatim di kampung halamannya tersebut.
Ada lagi cerita lain dari pak Sugeng, seorang yang mengalami kecelakaan dan harus diamputasi kakinya, tetapi beliau tidak menyerah dalam hidup, bahkan dia ingin berkarya dan bermanfaat bagi banyak orang. Dia semula membuat kaki palsunya untuk dirinya sendiri agar bisa bergerak dan berkarya serta bermanfaat bagi sesamanya. Dia terus memotivasi bahkan menjadi inspirasi bagi orang lain yang senasib dengannya. Pada waktu diwawancarai dalam acara Talk Show Kickandy banyak pemirsa yang melihat dan bertanya ke kickandy.com minta alamat dia untuk pesan kaki palsu buatan Pak Sugeng dan acara itupun mampu membangun semangat hidup orang yang memiliki nasib yang sama dengan Sugeng. Pak Sugeng dengan karya dan motivasinya tersebut mampu menggugah dan membangunkan gairah hidup sesama bahkan menarik Menteri dan pengusaha untuk membantu orang-orang yang senasib dengan pak Sugeng dengan gerakan seribu kaki palsu. KH. Abdullah Wasi’an di usianya yang sudah 90 tahun, beliau masih terus menulis dan bekarya dengan mesin ketik tuanya dan kaca pembesar mengiringi dan menyertainya untuk terus menulis dan berguna bagi umat. Begitu juga wartawan senior Rosihan Anwar di usia 87 tahun juga melakukan hal yang sama yakni menulis, membaca dan bekarya. Dalam sebulan beliau masih mampu membaca buku-buku yang tebalnya 10-15 buku.
Wahai orang yang menginginkan kebaikan bagi dirinya dan umatnya, Anda jangan sampai menjadi seperti seonggok benda yang tidak bermanfaat..!!! “Tidak ada kebaikan dalam hidup seseorang, jika tak ada sesuatu yang bernilai dari dirinya”. Sehina-hina manusia adalah orang yang hanya bisa makan, minum, dan tidur, serta tidak memberikan manfaat sama sekali bagi orang lain. Orang-orang seperti itu dicoret dari daftar orang-orang mulia, sebab ia sendiri telah menghapus namanya dari daftar kehidupan yang berguna. Dalam lembaran hidupnya tidak ada kata memberi, bekarya, bahkan bekorban. Ia lebih pantas berada dalam deretan benda-benda yang mati. Bedanya hanyalah makan dan minum.
Kawan, kini era kemuliaan dimulai. Orang-orang yang akan menjadi pemain utama di era ini adalah orang yang kehidupannya memberi manfaat pada orang-orang sekitarnya. Mereka juga adalah orang-orang yang mau meringankan beban orang lain, mengangkat harkat dan martabat serta berpihak pada orang lemah dan tertindas. Rasullullah SAW. bersabda yang artinya, “Barang siapa yang bangun di pagi hari tidak memikirkan urusan umat, dia tidak termasuk golonganku”. Dihadits yang lain pula, “Sesungguhnya sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak memberikan manfaat kepada orang lain”.
Sumber Untaian Spiritual Motivation
Comments
Post a Comment