Prosedur Okulasi (Budding Procedure) Pada Tanaman Karet


Batang bawah bisa di okulasi empat bulan setelah penanaman biji. Okulasi rotasi pertama dilakukan pada ketinggian ± 3 cm dari tanah di dalam polybek pada saat bibit berdaun tua dan batang sudah bewarna cokelat pada ketinggian ± 10 cm dari tanah di dalam polybek. Okulasi kedua dilakukan pada sisi belakang dari okulasi pertama pada ketinggian ± 2 cm dari okulasi pertama (5 cm dari tanah). Bibit yang tidak berhasil setelah dua kali okulasi harus dibuang dan dimusnahkan.
  • Semua bibit harus dibersihkan sebelum membuka jendela okulasi dengan menggunakan kain lap bersih.
  • Jendela sebagai tempat pertautan mata tunas yang akan di okulasi dibuat dengan tiga irisan. Pada bibitan kawin dini, bagian bawah jendela berada ± 3 cm diatas tanah di dalam polybek dan ukurannya 6,5 x setengah dari lilit batang.
  • Pertama, buat dua irisan vertikal (6,5 cm), kemudian buat satu irisan horizontal (setengah dari lilit batang untuk kawin dini) yang menghubungkan dua irisan vertikal dibagian atas. Kemudian irisan horizontal tersebut agak dibuka sedikit dengan menggunakan  pisau okulasi. Jendela jangan dibuka lebar sebelum okulasi dilakukan.
  • Mata okulasi di ambil dari kayu entres, dimana terkadang terikut potongan kayu kecil pada bagian dalam mata tunas. Potongan mata okulasi ini berukuran 4,5 cm dan lebarnya ditaksir lebih kecil dari ukuran lebar jendela. Dengan kata lain, masih ada jarak sedikit dari pinggir jendela.
  • Pangkal mata harus dipegang diantara ibu jari dan jari telunjuk. Jika ada potongan kayu dalam mata tunas maka harus dibuang menggunakan pisau dengan hati-hati. Mata okulasi yang ingin ditempelkan tidak boleh memar (luka) karena ini menyebabkan okulasi tidak berhasil.
  • Setelah penempelan mata tunas maka dilakukan pembungkusan dengan menggunakan plastik yang dibuat khusus. Plastik dililitkan 1-2 kali disekeliling bagian bawah jendela, kemudian lalu dililitkan kearah atas dengan tekanan yang sama sampai menutupi jendela sejauh 3 cm dari bagian paling atas pinggir jendela tersebut, dan kemudian ikatan plastik dikuatkan.
  •  Plastik/pembungkus dibuka setelah 21 hari sesudah okulasi. Sewaktu membuka mata perban diiris dari samping dan lalu dibuang. Pengirisan dilakukan secara hati-hati agar tidak mengenai mata tunas dan merusak mata.
  • Untuk mengetahui apakah okulasi tersebut hidup atau mati, memeriksanya dengan mencungkil sekecil mungkin bagian atas dan bawah kulit tempat mata. Bila bewarna hijau maka okulasi berhasil.
  • Penyerongan dilakukan tidak boleh kurang dari 14 hari setelah pernyataan okulasi berhasil.
  • Okulasi yang berhasil dipotong pada ketinggian 30-35 cm diatas permukaan tanah dalam polybag dan  diserong dengan sudut 45o. Pemotongan harus membelakangi mata tunas, tujuannya agar air atau lateks yang keluar dari pemotongan tidak mengalir dan membasahi okulasi. Setelah pemotongan bibit diberi tanda warna pada bagian kulit berdasarkan klon.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Kebutuhan Air Tanaman

Pengendalian Terpadu terhadap Ulat Pemakan Daun Kelapa Sawit (UPDKS)

CARA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS (OUTPUT) PEMANEN KELAPA SAWIT