Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Kopertis Wilayah I Aceh-Sumut
PERUMUSAN JUDUL PROGRAM KREATIVITAS
MAHASISWA
Makalah disampaikan dalan
Pelatihan Penyusunan Proposal Program Kreativitas
Mahasiswa (PKM) Bagi Mahasiswa di Lingkungan Kopertis Wilayah I Nangroe Aceh
Darusalam - Sumatera Utara
Tanggal 18 – 19 Mei 2010
INNA DHARMA DELI HOTEL MEDAN
Oleh:
Drs. Muslim, ST., M.Pd
KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL
KOORDINATOR PERGURUAN TINGGI SWASTA WILAYAH I
NANGROE ACEH DARUSSALAM – SUMATERA UTARA
2010
Pendahuluan
Program
Kreativitas Mahasiswa (PKM) diluncurkan oleh DP2M DIKTI dengan tujuan untuk
mempersiapkan mahasiswa menjadi pemimpin yang mandiri dan arif. Dalam hal
ini mahasiswa diberi kesempatan untuk mengimplementasikan kemampuan, keahlian,
sikap tanggung jawab, membangun kerjasama tim maupun mengembangkan
kemandiriannya melalui kegiatan yang kreatif dalam bidang ilmunya
masing-masing.
Sampai
saat ini terdapat enam jenis kegiatan PKM yang ditawarkan, yaitu:
(a) PKM Penelitian (PKM-P) yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk
berkreasi dan menghasilkan karya kreatif dan inovatif dalam penelitian. Materi
kegiatannya disesuaikan dengan bidang ilmu, akan tetapi lintas bidang lebih
dianjurkan. Mahasiswa yang berhak mengikuti program ini adalah
mahasiswa S1 dan diploma dengan jumlah anggota setiap program 3-5 orang.
Biaya maksimum yang dapat diajukan adalah sebesar Rp. 10
Juta. Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah artikel ilmiah
dan / atau paten. Laporan akhir yang diwajibkan dari program ini
adalah laporan hasil kerja.
(b) PKM Penerapan Teknologi (PKM-T) yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk
berkreasi dan menghasilkan karya kreatif dan inovatif dalam menciptakan karya
teknologi. Materi kegiatannya disesuaikan dengan bidang ilmu, akan tetapi
lintas bidang lebih dianjurkan. Mahasiswa yang berhak mengikuti
program ini adalah mahasiswa S1 dan diploma dengan jumlah anggota setiap
program 3-5 orang. Biaya maksimum yang dapat diajukan adalah sebesar
Rp. 10 Juta. Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah paten,
model, design, piranti lunak dan jasa. Laporan akhir yang diwajibkan
dari program ini adalah laporan hasil kerja.
(c) PKM Kewirausahaan (PKM-K) yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk
berkreasi dan menghasilkan karya kreatif dan inovatif dalam membuka peluang
usaha. Materi kegiatannya semua bidang ilmu atau yang relevan. Mahasiswa
yang berhak mengikuti program ini adalah mahasiswa S1 dan diploma dengan jumlah
anggota setiap program 3-5 orang. Biaya maksimum yang dapat diajukan
adalah sebesar Rp. 10 Juta. Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini
adalah barang dan jasa komersial. Laporan akhir yang diwajibkan dari
program ini adalah laporan hasil kerja.
(d) PKM Pengabdian Masyarakat (PKM-M) yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk
berkreasi dan menghasilkan karya kreatif dan inovatif dalam membantu
masyarakat. Materi kegiatannya semua bidang ilmu atau yang
relevan. Mahasiswa yang berhak mengikuti program ini adalah
mahasiswa S1 dan diploma dengan jumlah anggota setiap program 3-5 orang.
Biaya maksimum yang dapat diajukan adalah sebesar Rp. 10
Juta. Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah barang,
design dan jasa. Laporan akhir yang diwajibkan dari
program ini adalah laporan hasil kerja.
(e) PKM Artikel Ilmiah (PKM-AI) yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk
berkreasi dan menghasilkan karya kreatif dalam penulisan artikel ilmiah. Materi
kegiatannya semua bidang ilmu atau yang relevan. Mahasiswa yang
berhak mengikuti program ini adalah mahasiswa S1 dan diploma dengan jumlah
anggota setiap program 3-5 orang. Insentif yang diberikan sebagai
penghargaan sebesar Rp. 3 juta. Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah
artikel ilmiah. Laporan akhir yang diwajibkan dari program ini
adalah artikel.
(f) PKM Gagasan Tertulis (PKM-GT) yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk
berkreasi dan menghasilkan karya kreatif dalam penuangan gagasan / ide
kreatif. Materi kegiatannya karya kelompok. Mahasiswa
yang berhak mengikuti program ini adalah mahasiswa S1 dan diploma dengan jumlah
anggota setiap program 2-3 orang. Insentif yang diberikan sebagai
penghargaan sebesar Rp. 3 juta. Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah
gagasan kreatif yang tertulis. Laporan akhir yang diwajibkan dari
program ini adalah artikel.
Catatan : Pedoman Program Kreativitas Mahasiswa (PKM)
yang berisi penjelasan lebih rinci tentang program ini dapat di download
di website DP2M DIKTI; besaran dana maksimum yang dapat diajukan dapat berubah
sesuai dengan anggaran DP2M untuk kegiatan ini.
Program
program PKM-P, PKM-T, PKM-M, PKM-K dan PKM-GT yang telah lolos seleksi,
dievaluasi pelaksanaannya dan dinyatakan layak akan diundang ke Pekan Ilmiah
Nasional (PIMNAS) untuk dievaluasi lebih lanjut. Khusus untuk
PKM-AI tidak diikutsertakan dalam PIMNAS, akan tetapi bagi kelompok PKM-AI yang
dinyatakan lolos seleksi akan diberikan pengharggan dalam bentuk
insentif sebesar Rp. 3 juta dan karyanya diterbitkan di Jurnal
Kreativitas Mahasiswa.
Seringkali
mahasiswa / kelompok mahasiswa dalam upayanya mendapatkan dana melalui PKM
ini mengalami berbagai kesulitan dalam hal menemukan ide, penulisan,
koordinasi kelompok, penyusunan anggaran dll yang berdampak pada rendahnya daya
saing proporsal yang dibuatnya. Oleh sebab itu, tulisan ini
dibuat untuk membantu mahasiswa dalam pencarian ide dan penyusunan proporsal
yang diharapkan dapat dijadikan pedoman bagi mahasiswa untuk menyusun proporsal
PKM yang berkualitas sehingga dapat meningkatkan peluangnya untuk dibiayai.
Apa itu
kreativitas ?
Dalam
penulisan proporsal PKM, kata kunci terpenting adalah “KREATIFITAS”
yang merupakan ciri khas program ini. Oleh sebab itu,
penulisan PKM yang tidak mengandung unsur kreativitas sangatlah susah untuk
dapat lolos dan dibiayai. Perlu ditekankan bahwa PKM ini
tidak sama dengan proporsal yang disusun oleh mahasiswa untuk menyelesaikan
tugas akhirnya yang pada umumnya bersifat sangat ilmiah.
Kata
kreatif yang menjadi kunci keberhasilan penyusunan proporsal PKM
ini menurut Encyclopedia Britanica (2002) adalah “The ability to make
or otherwise bring into existence something new, whether a new solution to a
problem, a new method or device, or a new artistic object or form”. Sedangkan
definisi menurut Roget’s II Thesaurus, kreatif itu adalah
“ characterized by or productive of new things or new idea :
innovative, inventive” Jadi mahasiswa yang kreatitif itu
memiliki tiga ciri, yaitu adalah “promoting construction or
creation”, “having ability of power to create” dan “having the
power or productive of new things or new ideas”. Ide baru yang
dimaksud disini tidak selalu harus seluruhnya baru (original) ataupun harus
canggih, akan tetapi dapat berarti sesuatu ide yang dibuat dengan cara
memodifikasi ide yang sudah ada sehingga berubah menjadi ide lain yang lebih
kreatif.
Sebagai
contoh apabila suatu kelompok mahasiswa mengajukan judul seperti “Komersialisasi
produk bakso”, maka akan sulit bagi kelompok ini untuk mendapatkan dana
PKM, mengapa? Kita semua sudah tau bahwa produk bakso tersebut sudah
sangat dikenal dimasyarakat. Oleh sebab itu, judul yang
diajukan oleh kelompok mahasiswa ini menjadi “biasa-biasa” saja yang tidak ada
unsur kreativitas didalamnya, artinya kelompok mahasiswa ini mengajukan
kegiatan PKM yang sudah menjadi kegiatan keseharian masyarakat. Lain
halnya jika judul PKM di atas dirubah menjadi “Komersialisasi produk bakso
berkalsium tinggi, sehat dan aman untuk dikonsumsi”. Dalam hal
ini, mahasiswa berusaha untuk memadukan hasil penelitian yang sudah
ada dan memanfaatkan tren gaya hidup sehat masyarakat dalam unsur “bakso” yang
sangat digemari oleh masyakat Indonesia. Sumber kalsium yang
digunakan oleh mahasiswa ini misalnya berupa hasil olahan dari limbah
pemotongan ayam, yaitu berupa tulang rawan kaki yang harganya sangat
murah. Tulang rawan ini selanjutnya diproses untuk menjadi tepung
tulang rawan yang merupakan sumber kalsium utama bakso yang
dibuatnya. Dengan mamadukannya dengan proses pembuatan yang
higienis, maka tercipta bakso baru yang diharapkan dapat mengakomodasikan tren
gaya hidup sehat dengan menkonsumsi kalsium tinggi. Sehingga
disamping susu berkasium tinggi yang harganya relatif mahal, masyarakat diberi
alternatif lain yang lebih murah, tanpa mengubah kegemarannya mengkonsumsi
bakso.
Contoh
lain dari judul PKM yang cukup kreatif adalah “Pemanfaatan limbah whey keju
dalam pembuatan nata” ada dua unsur kreatif yang terkandung pada
judul ini, yaitu limbah whey dan nata yang dibuat dari whey. Dalam
pembuatan keju, sering whey menjadi limbah, karena nilai ekonomisnya sangat
rendah. Apabila limbah ini dibiarkan, maka limbah ini dapat
mencemari lingkungan dan membahayakan kesehatan masyarakat. Dengan
memanfaatkan limbah ini dan mengubahnya menjadi produk lain, yaitu menjadi
nata, maka diharapkan kelompok mahasiswa ini dapat membantu memecahkan masalah
lingkungan.
Apabila
terdengar kata nata, secara otomatis kita membayangkan suatu produk yang dibuat
dari air kelapa yang bentuknya kubus kecil dengan warna putih dan
rasa khas kelapa, yaitu yang sering disebut nata de coco. Kelompok
mahasiswa ini telah berhasil mencari alternatif lain dalam pembuatan nata
secara kreatif, yaitu dengan cara menumbuhkan bakteri dalam
whey. Kualitas nata yang dihasilkan sangat baik, sebab disamping
aroma dan kekenyalannya cukup baik, produk ini dapat dibuat dengan berbagai
rasa dan bentuk sesuai dengan selera masyarakat.
Contoh
ketiga judul PKM yang dinilai cukup kreatif adalah “Ekstrak daun sirih
sebagai obat mastitis pada sapi perah” Kelompok mahasiswa ini
berusaha untuk memecahkan masalah utama dalam industri sapi perah, yaitu
penyakit mastitis. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri yang mengakibatkan
susu menjadi rusak dan tidak layak untuk dikonsumsi. Disamping itu,
susu yang dihasilkan oleh sapi yang terkena mastitis akan ditolak oleh industri
pengolahan susu yang tentunya mengakibatkan kerugian yang besar bagi
peternak. Dalam pengobatan mastisis ini, biasanya digunakan
antibiotik yang harganya mahal dan tidak terjangkau oleh peternak
rakyat. Dengan memanfaatkan pengetahuan tradisional masyarakat tentang
khasiat daun sirih sebagai antiseptik dan mungkin juga antibiotik, kelompok
mahasiswa ini mencoba mencari alternatif pengobatan lain selain menggunakan
antibiotik. Dengan berbagai teknik ekstraksi dan cara aplikasinya,
kelompok ini telah berhasil mengurangi kejadian mastitis pada sapi perah
melalui pengobatan yang yang ramah lingkungan.
Jadi
dengan mengamati contoh di atas, jelas tergambar bahwa program PKM yang
diajukan tersebut bukan merupakan sesuatu yang baru, akan tetapi merupakan
modifikasi ide yang telah ada dengan cara lebih kreatif.
Seringkali
mahasiswa dalam pencarian ide dan penyusunan proporsal terjebak dalam nilai
kemutlakan ilmiah. Perlu selalu diingat bahwa sesuatu
yang ilmiah itu belum tentu kreatif demikian juga
sebaliknya. Sebagai contoh apabila ada kelompok mahasiswa yang
mengajukan judul “mekanisme penyerapan kalsium dalam darah orang dewasa”, maka
kemungkinan besar evaluator menilai proporsal yang diajukan dengan
judul ini tidak kreatif, sebab judul tersebut terlalu ilmiah dan tidak
mengandung untur kreativitas. Hal-hal seperti inilah yang sering
terjadi dimana mahasiswa menulis proporsalnya dengan mengacu pada tugas
akhirnya tanpa memodifikasinya sesuai dengan persyaratan PKM. Jadi penilai
paling utama baik dalm evaluasi proposal, pelaksanaan kegiatan dan presentasi
di PIMNAS adalah unsur KREATIVITAS nya.
Kiat Menulis
Proposal PKM
Beberapa
kiat-kiat berikut diharapkan dapat meningkatkan peluang
keberhasilan lolosnya proporsal anda:
Pilihlah judul dan topik yang
menarik.
Biasanya hal yang paling pertama dilihat oleh evaluator pada proporsal PKM
adalah judul dan topik PKM yang diajukan. Oleh sebab itu,
usahakan judul yang diajukan dibuat semenarik mungkin. Jika
dibandingkan antara dua judul berikut “Pembuatan bahan dasar kosmetik dari
mentimun dan bengkuang” dan “Pembuatan bahan dasar kosmetik dari feces
dan urine sapi”, tentunya judul kedua lebih aneh dan
menarik. Tentu saja judul yang menarik saja tidak menjamin proporsal
tersebut pasti lolos. Penyusun proporsal harus dapat menyakinkan
evaluator bahwa dengan berbekal pengetahuan yang sudah ada (tercermin dari
tinjauan pustaka), metode pelaksanaannya (tercermin pada materi dan metode),
serta keberhasilan pelaksanaannya (tercermin pada penjadwalan dan
pembiayaanya), ide yang tercantum pada judul proporsal tersebut
dapat terealisasikan dengan baik. Sering juga evaluator menghadapi
suatu kenyataan bahwa banyak proprorsal yang judulnya sangat menarik, akan
tetapi ternyata setelah dibaca isi proporsalnya tidak mencerminkan dan
mendukung judul tersebut, akibatnya evaluator tidak meloloskan proporsal
tersebut.. Sebagai contoh pernah ada proporsal yang diajukan dengan
judul “Sistem pengangkatan air tanah tanpa energi listrik di daerah papua”. Judul
ini sangat menarik bagi evaluator sebab jika PKM ini berhasil dengan baik,
tentunya akan sangat bermanfaat bagi masyarakat setempat. Setelah
proporsal tersebut dibaca seluruhnya ternyata kelompok mahasiswa ini
merencanakan membuat sumur gali sebanyak 5 buah dengan kedalaman masing-masing
20 meter. Selanjutnya untuk mengangkat air tanah digunakan timba
yang dikerek dan air tersebut dialirkan pada saluran yang dibuat ke
rumah penduduk. Jadi jelas bagi evaluator bahwa ide yang diusulkan
tersebut sudah merupakan teknik yang telah diterapkan masyarakat luas di daerah
lain.
Seringkali
mahasiswa mengalami kesulitan dalam membuat ide awal yang
akan ditulis dalam proporsal. Kita harus ingat bahwa untuk menjadi
kreatif, kita harus dapat membuka belenggu kebiasaan yang
ada. Sebagai contoh dalam menulis sesuatu, ditabukan untuk
menulisnya dengan menggunakan tinta merah dan dianjurkan untuk menulisnya
dengan tinta warna hitam atau biru, rapi dan dengan haruf yang sama
besarnya. Kebiasaaan seperti ini tanpa kita sadari telah menjadi
belenggu kreativitas kita. Selama komposisi huruf dan warna menarik,
tulis saja sesuai dengan imajinasi anda. Tentu saja kita harus
melanggar kebiasaan, yaitu dengan cara menulis kalimat dengan berbagai
kombinasi huruf dan warna, termasuk warna merah didalamnya. Jadi
jika kita ingin berpikir kreatif, cara berpikir kita harus melewati batas-batas
kebiasaan, tradisi atau norma yang ada.
Selanjutnya
setelah kita telah terbebas dari belengggu ini akan mengalir berbagai ide liar
yang terpikir sesaat. Ide-ide liar yang mengalir ini harus segera
ditulis segera sebelum kita lupa. Dalam menciptakan ide-ide ini kita
tidak perlu takut membuat kesalahan, sebab nantinya setelah dicatat, kita harus
kembali membaca dan merenungkan serta merangking ide-ide tersebut berdasarkan
prioritas, realisasi ide dan peluangnya untuk berhasil
didanai. Dengan cara ini dalam satu hari saja tidak
menutup kemungkinan akan banyak sekali ide yang muncul dan diharapkan tidak ada
lagi mahasiswa yang tidak mengikuti kompetisi PKM, dengan alasan tidak memiliki
ide.
Tulis Porporsal sesuai dengan
panduan.
Menulis
proporsal sesuai dengan format yang diminta oleh pihak DIKTI merupakan suatu
keharusan. Setelah membaca judul, biasanya evaluator melihat dulu
apakah proporsal yang akan dievaluasi tersebut sudah sesuai dengan format yang
diminta. Sering kali, karena mengejar batas akhir pengumpulan,
proporsal dikirim tanpa lembar pengesahan atau ada bagian-bagian yang
seharusnya ada di proporsal didak ada di dalam proporsal. Seleksi
awal kelengkapan bagian-bagian yang harus ada dalam proporsal PKM merupakan
cara yang efektif bagi evaluator untuk menentukan kelayakan proporsal tersebut
untuk dibiayai. Dalam hal ini bagaimana mungkin evaluator akan yakin
bahwa kelompok mahasiswa tersebut dapat menjalankan program PKM nya, jika dalam
menulis proporsalnya saja sudah tidak lengkap dan jelas. Oleh sebab
itu, apabila sudah mendapatkan kesepakatan ide yang akan dituangkan dalam
proporsal, bacalah dan panduan penulisan PKM (biasanya dikirim ke masing-masing
perguruan tinggi, atau dapat diperoleh melalui website DP2M DIKTI) dengan
cermat dan ikuti semua persyaratan yang tercantum dalam format, termasuk didalamnya
besar huruf, ukuran kertas, bagian-bagian yang harus ada, tata cara penulisan
pustaka dll. Jadi sangat disayangkan jika ide yang baik dari mahasiswa
tidak didanai dalam kegiatan PKM, karena ditulis tidak sesuai dengan format.
Konsultasikan proporsal dengan
pakarnya
Memang harus
kita sadari bahwa kualitas sumber daya manusia dan antusiasme pembina
kemahasiswaan dan mahasiswanya untuk mengikuti kegiatan PKM sangat
bervariasi. Ada perguruan tinggi yang sudah memiliki sistem
pembinaan dan kaderisasi mahasiswa untuk mengikuti PKM yang sangat baik, akan
tetapi tidak dapat kita pungkiri juga ada perguruan tinggi yang tampaknya
kurang perduli dengan kegiatan PKM ini. Biasanya di perguruan tinggi
yang perduli dengan program PKM, penyebaran informasi PKM telah dilakukan
dengan baik. Disamping itu, untuk meningkatkan minat
biasanya dilakukan pelatihan-pelatihan cara penyusunan proporsal PKM secara
teratur. Di perguruan tinggi seperti ini biasanya, mahasiswa hampir
tidak memiliki kesulitan untuk berkonsultasi dengan pakar (pembimbing), sebab
pembimbing tersebut sudah terbiasa dan memiliki kemampuan yang memadai untuk
meningkatkan motivasi, menajamkan serta membungkus ide dari
mahasiswa untuk menjadi proporsal yang menarik.
Hal lain
yang penting untuk diingat bahwa para pakar tersebut tentunya tidak hanya
terdapat di laboratorium dan jurusan (departemen) dimana mahasiswa tersebut
berada. Mahasiswa harus secara aktif berkonsultasi dan mencari pakar
yang diharapkan dapat membantu menuangkan idenya ke dalam proporsal di luar
bagian/laboratorium, di luar jurusan/depertemen, bahkan di luar
fakultasnya. Melalui cara ini diharapkan mahasiswa dapat memperluas
wawasannya dan mempertajam idenya.
Sering
dijumpai bahwa suatu perguruan tinggi langsung mengirmkan apapun proposal PKM
yang diajukan oleh mahasiwa tanpa menyeleksinya terlebih dahulu. Sehingga
dalam evaluasi proposal banyak dijumpai seperti seorang pembimbing membimbing
lebih dari 20 proposal; satu mahasiswa membuat lebih dari 5 proposal dengan hanya
mengganti atau memodifikasi sedikit proposalnya atau yang lebih memprihatinkan
isi proposalnya hamper sama dan hanya mengganti lokasi pelaksanaan atau materi
yang diteliti. Oleh sebab itu peran para Pembina kemahasiswaan
sangat diharapkan dalam melakukan seleksi awal, sehingga proposal yang dikirim
layak untuk dievaluasi.
DP2M DIKTI
secara rutin melakukan kegiatan sosialisasi PKM ke berbagai perguruan tinggi
dalam rangka meningkatkan minat mahasiswa dalam mengikuti kegiatan PKM
ini. Oleh sebab itu, sangat dianjurkan agar para Pembina dan
mahasiswa dapat memanfaatkan kegiatan ini dengan baik.
Bentuklah kelompok yang memiliki
pengetahuan yang menunjang
Pembentukan
kelompok penyusun proporsal akan sangat menentukan keberhasilan suatu
prorsal. Oleh sebab itu, janganlah pola pemikiran kita terkungkung
oleh kurungan laboratorium, bagian, jurusan atau fakultas dimana mahasiswa
berada. Sebagai contoh untuk judul PKM “Pembuatan alat pembuat tapioka
tanpa ampas”, komposisi anggota tim, harus berasal dari berbagai
disiplin ilmu, yaitu teknik mesin untuk merancang peralatan, agronomi untuk
mengetahui biologi dan stuktur fisik singkong, serta teknologi pangan untuk
mengevaluasi kualitas pati tapioka yang dihasilkan. Oleh sebab
itu, jika judul ini hanya dilakukan oleh mahasiswa jurusan mesin
saja, dikhawatirkan akan ada unsur yang tidak terbahas dengan baik dan akan
berakibat kurangnya kualitas proporsal.
Dalam
rangka kaderisasi, susunlah anggota tim yang terdiri dari berbagai tingkat
sehingga diharapkan ada unsur pembinaan yang berkelanjutan. Hindari
penyusunan seluruh angota kelompok yang terdiri dari mahasiswa tingkat akhir
semuanya. Perlu kita ingat bahwa rentang waktu dari pemberitahuan,
pelaksanaan sampai ke PIMNAS sering kali memakan waktu 1 tahun. Oleh
sebab itu, jika komposisi anggota tim semuanya terdiri dari
mahasiswa tingkat akhir, maka dikhawatirkan, pelaksanaan PKM tidak berjalan
dengan baik sebab secara bersamaan mahasiswa tersebut disibukkan dengan tugas
akhir. Disamping itu sering kali judul PKM yang diundang ke PIMNAS
tidak dapat dihadiri oleh anggota timnya, karena semua anggotanya telah
lulus. Kaderisasi merupakan kunci keberhasilan suatu perguruan
tinggi dalam mempertahankan reputasi ilmiah mahasiswanya dalam ajang
PKM. Oleh sebab itu, perguruan tinggi diharapkan dapat
menyusun strategi pembinaan ilmiah mahasiswanya agar prestasi ilmiahnya dapat
menonjol dan konsisten.
Disamping
dua hal di atas, perlu juga diperhatikan keserasian dan kecocokan anggota
tim. Diharapkan bahwa semua angota tim memiliki penjabaran tugas
yang jelas dan berbeda dengan anggota tim lainnya agar efisiensi dapat
tercapai. Oleh sebab itu, di dalam pedoman penyusun
proporsal PKM diharuskan untuk mencantumkan Riwayat Hidup lengkap bagi ketua
dan anggota kelompok, serta pembimbing. Dalam hal
ini, evaluator akan menilai kesesuaian bidang mahasiswa
dan pembimbing dengan topik yang diajukan. Hal ini penting untuk
dinilai agar ada suatu jaminan bahwa kelompok tersebut dengan bimbingan pembimbing
dapat melaksanakan dengan baik apa yang tertulis di proporsal.
Pelajari kriteria penolakan
Sejalan
dengan proses penulisan proporsal, kriteria penolakan suatu proporsal harus
dipelajari dengan baik agar hal-hal yang menyebabkan ditolaknya suatu proporsal
dapat dihindari. Masing-masing jenis PKM memiliki kriteria penolakan
yang tertentu pula. Sebagai contoh untuk PKMP dan
PKMT kriteria penolakannya antara lain:
1. Latar
belakang kurang mendukung teknologi yang direncanakan. Perumusan
masalah/teknologi tidak dirumuskan dengan jelas. Kriteria penolakan ini berhubungan
dengan Latar Belakang Permasalahan yang tertulis di proporsal.
2. Kreativitas
yang spesifik tidak diungkapkan. Metode tidak dijelaskan dengan
jelas atau diragukan mampu mencapai tujuan penelitian/teknologi yang
dirumuskan. Kriteria penolakan ini berhubungan
dengan Metodologi Pelaksanaan yang tertulis di proporsal. INGAT unsur
penilai utama adalah KREATIVITAS !
3. Luaran
dianggap sudah umum atau tidak sesuai dengan permasalahan yang dirumuskan. Kreteria penolakan ini berhubungan
dengan Luaran yang diharapkan yang tertulis di proporsal
4. Kemungkinan
terciptanya manfaat bagi pengembangan diri pribadi mahasiswa diragukan. Kriteria penolakan ini berhubungan
dengan kegunaan penelitian untuk menumbuhkan jiwa kreativitas bagi mahasiswa
yang tertulis di proporsal
5. Pembagian
tugas dan kerjasama antar anggota tidak ditonjolkan. Kreteria penolakan ini berhubungan
dengan kegunaan penelitian dalam hal pengembangan kemandirian dan semangat
kerjasama tim bagi mahasiswa yang tertulis di proporsal.
6. Manfaat
program bagi kelompok masyarakat sasaran atau pengguna diragukan. Kreteria penolakan ini
berhubungan dengan kegunaan penelitian yang berhubungan dengan merangsang
perkembangan kreativitas masyarakat yang tertulis di proporsal
7. Tidak sesuai
dengan format inti pedoman. Kreteria penolakan ini berhubungan
dengan penjadwalan kegiatan yang tertulis di proporsal.
8. Ruang
lingkup tidak sesuai dengan bidang kegiatan yang dipilih dan pembiayaan yang
lebih tinggi dari pedoman. Kreteria penolakan berhubungan
dengan komponen penyusunan anggaran biaya yang tertulis dalam proporsal
9. Alasan
diluar a sampai h yang akan ditulis oleh evaluator secara spesifik.
Catatan : besarnya criteria dan besarnya bobot
penilaian untuk masing masing criteria dapat dilihat di Pedoman PKM yang
dikeluarkan oleh DP2M DIKTI
Secara umum
dalam pembobotan penilaian, unsur kreativitas (latar belakang
perumusan masalah, metodologi pelaksanaan dan luaran yang dihasilkan)
memiliki bobot bobot tertinggi, diikuti dengan unsur kegunaan program
(bagi mahasiswa, masyarakat, dan kerjasama tim), unsur
kesesuaian dengan format, serta unsur kesesuaian ruang lingkup
program, jumlah anggota tim (catatan : bobot penilaian dapat
berobah dari satu periode pengusulan PKM ke periode berikutnya. Baca
Pedoman Penulisan Proposal PKM yang dikeluarkan oleh DP2M Dikti dengan cermat!)
Evaluator
akan memberikan nilai untuk masing-masing kreteria penilaian ini dengan kisaran
angka mulai dari satu sampai tujuh (1, 2, 3, 5, 6, 7) yang bermakna:
1 dan 7 (sangat baik). Batas nilai minimum lolosnya suatu
proporsal adalah 500. Oleh sebab itu, diperlukan suatu strategi yang
jitu agar proporsal yang diajukan lolos. Untuk dapat lolos, suatu
proporsal harus memiliki nilai minimum 5 untuk dua unsur utamanya, yaitu
kreativitas dan kegunaan. Jika nilai kedua unsur ini tidak mencapai
nilai 5, sudah dapat dipastikan proporsal yang diajukan tidak lolos. (Catatan
: kriteria lolosnya suatu proposal dapat dibaca di panduan resmi PKM)
Buatlah perencanaan secara
menyeluruh
Penyusun
proporsal diharapkan dapat merencanakan seluruh kegiatan PKM nya dengan baik
sebelum mengajukan proporsal agar dapat mengantisipasi tahapan-tahapan yang
akan dilalui. Perencanaan ini harus disesuaikan dengan
tahapan-tahapan yang akan dilalui oleh penyusun proporsal apabila proporsalnya kelak
diterima. Adapun tahapan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Permintaan proporsal ke perguruan
tinggi. Pengumuman ini biasanya dilakukan oleh DIKTI dan
dikirimkan ke perguruan tinggi. Disamping itu informasi tentang PKM
dapat pula diperoleh melalui website DIKTI. Pengumuman ini biasanya berisi
tentang jenis PKM yang ditawarkan, pedoman penulisan dan batas akhir
pengumpulan proporsal.
2. Proporsal yang telah dikirimkan oleh
masing-masing perguruan tinggi selanjutnya dipilah-pilah dan diberikan lembaran
identitas sesuai dengan jenis PKM yang diajukan dan kode perguruan tinggi
pengusul.
3. Poporsal yang telah dipilah-pilah
selanjutnya dibagikan ke pakar PKM untuk dievaluasi. Setiap judul proporsal akan
dievaluasi oleh dua orang pakar secara independen.
4. Dikti selanjutnya akan mengundang
para evaluator ini untuk memberikan kesempatan pada pakar yang menilai proporsal yang
sama untuk menentukan proporsal mana yang lolos dan proporsal mana yang
ditolak, setelah dibuat nilai rata-rata evaluator untuk masing-masing
proporsal. Kedua evaluator selanjutnya membuat kesepakatan untuk
menentukan berapa dana yang seharusnya dialokasikan untuk proporsal yang
diterima sesuai dengan ruang lingkup dan volume kegiatannya
5. Hasil ini selanjutnya akan dievaluasi oleh tim kecil untuk
dilihat distribusi perguruan tinggi pengusul dan keseuaian dengan anggaran yang
akan dialokasikan.
6. Hasil evaluasi ini selanjutnya
diumumkan secara serentak keseluruh perguruan tinggi pengusul. Bagi proporsal yang diterima
dicantumkan besarnya biaya yang dialokasikan, sedangkan bagi proporsal yang
ditolak dicantumkan alasan penolakannya.
7. Selanjutnya kelompok mahasiswa yang
diterima proporsalnya akan menerima dana pelaksanaan kegiatan PKM dan
melaksanakan PKM selama 4 bulan. Dana yang dialokasikan diberikan
dalam dua tahapan, yaitu tahapan pelaksanaan sebesar 70% dan sisanya sebesar
30% akan diberikan apabila telah menyerahkan laporan akhir kegiatan PKM
(catatan proporsi ini dapat berobah dari tahun ketahun sesuai dengan Panduan
yang dikeluarkan oleh DP2M DIKTI).
8. Menjelang akhir pelaksanaan
kegiatan, DIKTI akan mengirimkan evaluator untuk menilai sampai sejauh mana
kegiatan telah dilaksanakan dan dinilai hasil pelaksanaannya. Berdasarkan hasil pemantauan ini
evaluator akan mengusulkan kelompok mana yang akan diundang menghadiri PIMNAS
untuk menyampaikan hasil penelitiannya.
9. Selanjutnya dengan menggabungkan
nilai proposal, hasil evaluasi di lapangan dan hasil yang disampaikan lewat
Laporan Akhir, ditentukan kelompok mana yang akan diundang ke PIMNAS.
(catatn : Baca dengan cermat bobot penilaian dari masing masing unsur ini di
Pedoman PKM yang dikeluarkan oleh DP2M DIKTI)
10. Di PIMNAS para finalis diberi
kesempatan untuk menyajikan hasil kegiatan PKM nya dalam dua bentuk, yaitu
dalam bentuk poster dan dalam bentuk presentasi oral. Hasil ini selanjutnya akan dinilai
oleh dewan juri untuk ditentukan kelompok mana yang akan mendapatkan
penghargaan secara nasional.
Penutup
Mengingat
kegiatan PKM ini memiliki unsur khas yang berupa kreavitas, diharapkan kelompok
pengusul harus mempelajari tujuan pelaksanaan PKM dan hal-hal lain yang telah
diuraikan di atas. Setelah mempelajari semuanya pengusul diharapkan
dapat membuka belenggu kreativitas agar ide-ide dapat mengalir dengan
deras. Pengusul proporsal juga diingatkan agar dapat menjadwalkan
kegiatannya secara menyeluruh dan mentargetkan PKM nya sampai ke
PIMNAS. Melalui cara ini diharapkan mahasiswa dapat meningkatkan
motivasinya mengikuti kegiatan PKM.
Banyak
sekali manfaat bagi mahasiswa dan institusi dengan mengikuti PKM
ini. Kegiatan PKM disamping dapat dikaitkan dengan penyelesaian tugas
akhir, kegiatan ini sangat berguna untuk menumbuhkan kreativitas mahasiswa yang
tidak semuanya dapat diberikan dalam bentuk perkuliahan. Disamping
itu kegiatan PKM ini diharapkan dapat melatih mahasiswa dalam kerja
berkelompok. Adalah merupakan suatu kebanggaan bagi mahasiswa
dan institusi apabila dapat memenangkan penghargaan di PIMNAS yang merupakan
ajang adu kualitas ilmiah di tingkat nasional yang paling bergengsi.
Daftar Bacaan : Pedoman Program Kreativitas Mahasiswa, 2009. Direktorat
Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat. Direktorat Jenderal Pendididkan
Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional.
Bahan
diskusi
Tulis ide/gagasan apa saja tentang PKM sebanyak-banyaknya
........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
Dari beberapa ide/gagasan tesebut buatlah
judul PKM yang menarik yang memungkinkan dapat di kerjakan.
....................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
Comments
Post a Comment